Kajian Pengelolaan Instalasi Sumur Bor PDAM Kabupaten Jember
Abstract
Penyediaan air minum di kabupaten Jember dimulai pada tahun 1932 yang sarananya dibangun pemerintah Belanda. Untuk sarana produksi terdapat sumber mata air, sumber airtanah atau sumur bor dalam dan sumber air permukaan. Untuk unit produksi yang bersumber dari airtanah yaitu instalasi sumur bor, merupakan instalasi terbanyak yang dimiliki baik di wilayah pelayanan dalam kota maupun di luar kota atau cabang. Dari 22 instalasi yang ada di wilayah pelayanan kota, 7 instalasi sudah tidak aktif dikarenakan produksi debit yang habis dan apabila tetap dioperasikan tidak sebanding antara biaya operasional dan pendapatan penjualan air. Sebagai upaya dalam mengelola asset instalasi sumur bor maka diperlukan kajian dengan menganalisis aspek pelayanan, aspek operasional dan aspek keuangan. Aspek pelayanan dengan menganalisis jumlah pelanggan dan pemakaian air. Sedangkan aspek operasional akan menganalisis jumlah debit produksi dari masing-masing instalasi sumur bor dan kualitas air yang dihasilkan. Aspek keuangan akan menganalisis antara hasil penjualan dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Pada hasil analisis AHP dapat disimpulkan bahwa jumlah pemakaian air adalah prioritas dalam pengelolaan instalasi sumur bor dengan nilai sebesar 31.5%; jumlah debit produksi sebesar 27.8%; jumlah pelanggan sebesar 16.6%; jumlah biaya produksi sebesar 14.1%; jumlah penjualan air sebesar 6.2%; dan kualitas air sebesar 3.8% Rencana strategis dilakukan dengan skoring pada masing-masing unit instalasi sumur bor sehingga didapatkan beberapa rencana strategi yaitu: Penghentian operasional instalasi Sumur Bor; Penekanan biaya produksi; Peningkatan pemakaian air pada pelanggan; Pendalaman struktur konstruksi sumur; Peningkatan penjualan air. Untuk melaksanakan rencana strategis ini dapat dimulai dengan pendataan asset yang lebih detail sehingga apabila sumur bor akan dihentikan operasinya atau dilakukan re-boring dapat dilakukan dengan tepat sasaran
Full Text:
PDFReferences
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jember. (2020). Kabupaten Jember DalamAngka 2020. Kabupaten Jember: BPS Kabupaten.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jember. (2022). Kabupaten Jember DalamAngka 2022. Kabupaten Jember: BPS Kabupaten.
Bappeda Jember – Website Resmi Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Jember (jemberkab.go.id). http://bappeda.jemberkab.go.id
Dohong, A., Usup, A., Januminro., Kumalawati, R., Rengganis, P., Sigalingging, L., dan Kusin, K. (2018). Modul pelatihan: Pembangunan infrastruktur pembasahan gambut sumur bor berbasis masyarakat. Badan Restorasi Gambut Republik Indonesia, Jakarta.
Direktorat Geologi Tata Lingkungan dan Kawasan Pertambangan. 2004. www. dgtl.esdm.go.id/modules.php?op=modload&name=Sections&file=index&r eq=viewarticle&artid
Fishburn, P. C. (1967). Additive utilities with incomplete product set: Application to priorities and assignments. Operations Research, 15, 537-542.
Kementerian Lingkungan Hidup. (2003). Laporan status lingkungan hidup Tahun 2002. Jakarta.
Mutholib, A., Febrina, S. (2017). Penerapan metode analytical hierarchy process (AHP) pada aplikasi pendukung keputusan seleksi karyawan Unicharm Indonesia. Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informatika dan Komputer, 7(2), 21-27.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi. (2017). Modul 10 jaringan irigasi air tanah. Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Rejekiningrum, P. (2009). Peluang pemanfaatan air tanah untuk keberlanjutan sumber daya air. Jurnal Sumberdaya Lahan, 3(2), 85-96.
Saaty, T. L. (1993). Pengambilan keputusan bagi para pemimpin, PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
Saaty, Thomas L. 1993. The analytical hierarchy process: Planning, priority setting, resource allocation. Pittsburgh: University of Pittsburgh Pers.
Sekretariat Menteri Negara. 1998. Lingkungan Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor: KEP-02/MENKLH/I/1998 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu. Jakarta: Sekretariat Menteri Negara.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta, CV. Bandung
Unesco. 2015. https://en.unesco.org/themes/water-ecurity/hydrology/groundwater United Nations. 1979. Guidelines for Rural Centre Planning: Rural water supply and sanitation. New York.
Usmar, H., Hakim, R. T. (2006). Pemanfaatan air tanah untuk keperluan air baku industri di wilayah Kota Semarang bawah. Undip. Semarang.
http://sni.litbang.pu.go.id/index.php?r=/sni/new/sni/detail/id/250
DOI: https://doi.org/10.31284/j.envitats.2024.v4i2.7451
Refbacks
- There are currently no refbacks.