GEOLOGI DAN ANALISIS KUALITAS BATUGAMPING SEBAGAI BAHAN BAKU SEMEN DAERAH SOLOKURO DAN SEKITARNYA, KECAMATAN SOLOKURO, KABUPATEN LAMONGAN, PROVINSI JAWA TIMUR

Cristofer Parorak, Sapto Heru Yuwanto, Hendra Bahar, Aleik Ainu Abdilbar

Abstract


Batugamping pada daerah Solokuro dan Sekitarnya tersebut cukup luas dan memiliki bentuk yang jelas dan resisten terhadap erosi sehingga dapat terlihat dengan jelas, berupa bukit batugamping seperti bukit Sukowati dan juga tersingkap dengan jelas pada daerah pemukiman dan persawahan warga setempat. Jumlah batugamping yang banyak memiliki potensi untuk dijadikan sebagai bahan tambang industry terutama industri semen Portland yang memiliki bahan utama yaitu batugamping. Dengan demikian pemanfaatan batugamping pada daerah Solokuro dan sekitarnya lebih maksimal. Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah dengan melakukan pemetaan geologi permukaan dan analisis X-Ray Flourescene (XRF) dilakukan untuk mengetahui kandungan kimia batugamping. Berdasarkan hasil dan analisis data kondisi geologi daerah penelitian geomorfologi terdiri atas satuan Dataran Denudasional dan satuan Lereng Karst denudasional. Litologi terdiri atas satuan batu lempung karbonatan, satuan batugamping terumbu dan satubatugamping klastik yang terbentuk pada daerah neritik pada Kala Eosen hingga Pliosen. Batugamping pada daerah penelitian memiliki kandungan CaO yang berkisar 90,77% hingga 96,98% yang melebihi kadar maksimum CaO yang dianjurkan yaitu 67%.   

 

Limestone in the Solokuro and Surrounding areas is quite extensive and has a clear form and is resistant to erosion so that it can be seen clearly, in the form of limestone hills such as Sukowati hill and also clearly revealed in residential areas and rice fields of local residents. The large amount of limestone has the potential to be used as a mining industry, especially the Portland cement industry which has the main ingredient, limestone. Thus the use of limestone in the Solokuro and surrounding areas is more optimal. The method used in conducting this research is to conduct surface geological mapping and X-Ray Fluorescent (XRF) analysis is carried out to determine the chemical content of limestone. Based on the results and data analysis of geological conditions, the geomorphological research area consists of Denudational Plain units and denudational Karst Slope units. Lithology consists of units of carbonate clays, reef limestone units and one clastic limestone formed in the neritic regions of the Eocene to the Pliocene Period. Limestone in the study area has a CaO content ranging from 90.77% to 96.98% which exceeds the recommended maximum CaO level of 67%. 


Full Text:

PDF

References


Duda, W. H. (1984). Cement Data Book: International Process Engineering in the Cement Industry (p. 456). p. 456.

Fleuty, M. J. (1964). The description of folds. Proceedings of the Geologists’ Association. https://doi.org/10.1016/S00167878(64)80023-7

Nurwaskito, A. (2015). ANALISIS KUALITAS BATUGAMPING SEBAGAI BAHAN BAKU UTAMA SEMEN PORTLAND PADA PT. SEMEN TONASA PROVINSI SULAWESI SELATAN. Jurnal Geomine. https://doi.org/10.33536/jg.v2i1.33

Suharsono, H. and. (1997). Peta Geologi Regional Lembar Tuban. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

Van Bemmelen, R. W. (1949). The Geology of Indonesia. General Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes. In Government Printing Office, The Hague. https://doi.org/10.1109/VR.2018.8447558

Van Zuidam, R. A. (1986). Aerial photointerpretation in terrain analysis and geomorphologic mapping. Aerial PhotoInterpretation in Terrain Analysis and Geomorphologic Mapping.




DOI: https://doi.org/10.31284/j.semitan.2019.850

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Prosiding Seminar Teknologi Kebumian dan Kelautan