Pengaruh Abu Sekam Sebagai Subtistusi Semen terhadap Slump Flow dan Berat Isi pada Flowing Concrete
Abstract
Pada suatu proyek pembangunan, adanya tulangan yang rapat antar tulangan punya permasalahan tersendiri saat pengecoran yaitu ketika pemadatan sangat sulit untuk menggunakan vibrator Karena adanya kerapatan antar tulangan tersebut. Untuk meminimalisir dampak negatif dari hal tersebut maka dibuat flowing concrete sehingga tanpa menggunakan vibrator, beton akan mengalami pemadatan sendiri dengan baik. Adapun bahan penyusun dari flowing concrete adalah aggregat, semen dan air. Dalam proses pembuatan produksi semen akan menghasilkan Karbondioksida di udara, sehingga terjadi pencemaran udara akibat pembuatan semen. Untuk meminimalisir dampak pencemaran udara akibat semen, maka dalam penelitian ini mencoba salah satu penyusun flowing concrete yaitu semen disubtistusi parsial, sehingga bisa meminimalisir pencemaran udara. Dalam penelitian ini, dimanfaatkan abu sekam padi yang merupakan sisa pembakaran sekam padi sebagai substitusi parsial semen. Metode yang digunakan yaitu melakukan penelitian dilaboratorium. Pada penelitian ini dilakukan variasi abu sekam sebagai substitusi semen sebesar 0%, 5%, 7,5%, 10% dan 12,5% dengan penambahan superplasticizer 1,5%. Dari hasil penelitian didapatkan diameter terkecil slump flow yaitu 53,17cm pada campuran abu sekam padi 10%. nilai berat isi beton kering terbesar adalah 2482,77 kg/m3 pada campuran abu sekam padi 10%. Kesimpulan yang dapat diambil bahwasannya berdasar slump flow dan berat isi beton kering persentase substitusi yang optimal abu sekam padi sebesar 10 persen.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
American Society for Testing and Materials. (2013). ASTM C127-15: Standard Test Method for Density , Relative Density ( Specific Gravity ), and Absorption of Coarse Aggregate. ASTM Standard Book, C.
ASTM C 128-01. (2003). Standard Test Method for Specific Gravity and Water Absorption of Fine Aggregate.
ASTM International, 88.
Badan Standardisasi Nasional. (2008). SNI 1973-2008 Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar.
Badan Standar Nasional Indonesia, 1, 6684.
Citrakusuma, J. L. (2012). Kuat Tekan Self Compacting Concrete dengan Kadar Superplasticizer yang Bervariasi. 1–76.
EFNARC. (2005). The European Guidelines for Self-Compacting Concrete: Specification, Production and Use.
In The European Guidelines for Self Compacting Concrete (Issue May).
Habeeb, G. A., & Mahmud, H. Bin. (2010). Study on properties of rice husk ash and its use as cement replacement material. Materials Research, 13(2). https://doi.org/10.1590/S1516-14392010000200011
International, A. (2001). ASTM C136-01, Standard Test Method for Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregates. ASTM International, West Conshohocken, PA.
Kim, H. G. (2003). Okamura, Hajime, and Masahiro Ouchi. “Self-compacting concrete.” Journal. Concrete, 3. Lehne, J., & Preston, F. (2018). Chatham House Report Making Concrete Change Innovation in Low-carbon
Cement and Concrete #ConcreteChange. In Chatham House Report.
Wallevik, O. (Ó lafur), Níelsson, I. (Indriði), & International Association of Testing and Research Laboratories for Materials and Structures. (2003). Third International Symposium on Self-compacting Concrete : Reykjavik, Iceland, 17-20 August, 2003. RILEM.
Refbacks
- There are currently no refbacks.