Strategi Peningkatan Daya Saing Batik Tulis Kamsatun di Desa Jetis, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dengan Implementasi Peralatan Ergonomi dan Pengolah Limbah Portable
Abstract
Jetis merupakan suatu desa di Kabupaten Sidoarjo yang terkenal dengan sebutan “Kampoeng Batik” setelah diresmikan Bupati Sidoarjo tanggal 3 Mei 2008 sehingga konsumennya berkembang dari berbagai daerah di Indonesia. Hal tersebut memotivasi para perajin untuk berinovasi tiada henti memunculkan motif baru agar sesuai permintaan pasar, khususnya kaum milenial. Namun, para perajin masih harus berjuang mempertahankan daya saing yang dimiliki di tengah masalah yang dialaminya. Terdapat dua masalah yang terjadi pada mitra kami, yakni terkait dengan: (1) bidang produksi, yaitu tidak ergonomisnya beberapa peralatan membatik sehingga perajin cepat lelah dan dikhawatirkan mengalami cedera, meliputi: meja pengeblat pola, kursi pembatik, kursi mencanting, dan tidak adanya alat pengolah limbah yang sesuai ketentuan sehingga perajin langsung membuang air ke sungai atau selokan yang dapat mencemari lingkungan; serta (2) bidang manajemen yang terkait dengan kemampuan manajerial, daya inovasi pembatik, dan perubahan selera masyarakat. Oleh karena itu, mitra memerlukan inovasi beberapa peralatan membatik agar lebih ergonomis dan alat pengelolaan limbah cair portable serta workshop dan pelatihan tentang kemampuan manajerial, pentingnya pengawasan dalam produksi, dan tambahan wawasan tentang tren batik yang sedang diminati pasar sebagai strategi peningkatan daya saingnya.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
S. E. Wulandari, “Perkembangan Motif Batik Jetis Sidoarjo Dalam Tinjauan Sejarah,” STKIP PGRI Sidoarjo, pp. 1–12, 2014.
I. K. Tjahjani, M. Hatta, and A. Wahyudi, “PKM Pengrajin Batik Tulis Kampoeng Jetis di Desa Jetis Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur,” Sidoarjo, 2017.
B. E. Kusumo, “Kampung Batik Jetis,” pp. 1–2, 2014.
A. Hadi, et al., Nasionalisme ala Milenial: Sebuah Disrupsi? 2021.
F. R. D. Saputri, “Peran Asosiasi Batik Sidoarjo (ABSI) dalam Upaya Pelestarian Batik Tulis (Studi Deskriptif Terhadap Asosiasi Batik Sidoarjo Di Desa Jetis),” J. S1 Sosiol. Fisip Unair, pp. 1–22, 2018.
I. . Tjahjani, M. Hatta, D. Kunhadi, and Purwanto, “Peningkatan Daya Saing IKM Batik Tulis Pendukung Implementasi One Village One Product ( OVOP ),” vol. 3, no. 2, pp. 329– 347, 2020.
R. O. Sari and M. Rifai, “Hubungan Postur Kerja dan Masa Kerja dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pembatik Giriloyo di Kabupaten Bantul,” Fak. Kesehat. Masy. Univ. Ahmad Dahlan Yogyakarta, pp. 1–15, 2019.
N. S. Subki and R. H, “A Preliminary Study on Batik Effluent in Kelantan State : A Water Quality Perspective,” in International Conference on Chemical, Biological and Environment Sciences (ICCEBS’2011), 2011, pp. 274–276.
Zaenuri, “The operating effectiveness of wtu and wwtp of batik in pekalongan city,” Int. J. Educ. Res., vol. 2, no. 12, pp. 309–318, 2014.
N. Rochma and S. H. Titah, “Penurunan Bod dan Cod Limbah Cair Industri Batik Menggunakan Karbon Aktif Melalui Proses Adsorpsi Secara Batch,” J. Tek. ITS, vol. 6, no. 2, pp. 324–329, 2017.
Refbacks
- There are currently no refbacks.